Harga minyak mentah terpantau berbalik melemah pada perdagangan Jumat (27/9/2024), di tengah prospek peningkatan produksi minyak dari Arab Saudi.
Per pukul 09:35 WIB, harga Brent melemah 0,49% ke posisi US$ 71,25 per barel. Sedangkan untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi 0,55% menjadi US$ 67,3 per barel.
Berdasarkan kabar dari Financial Times, Arab Saudi sedang bersiap untuk meninggalkan target harga tidak resminya sebesar US$ 100 per barel untuk minyak mentah karena bersiap untuk meningkatkan produksi.
Sementara itu, OPEC+ mengatakan akan melanjutkan peningkatan produksi minyak pada Desember mendatang karena dampaknya akan kecil jika rencana beberapa anggota untuk melakukan pemangkasan yang lebih besar guna mengompensasi kelebihan produksi dilaksanakan pada September dan bulan-bulan berikutnya.
“Mereka bereaksi berlebihan terhadap berita dari Financial Times,” kata Phil Flynn, analis senior untuk Price Futures Group, dikutip dari Reuters.
Sementara itu, analis PVM, Tamas Varga mengatakan laporan tersebut adalah tentang penghentian pemangkasan produksi yang telah direncanakan sebelumnya yang jika dilaksanakan akan menambah 180.000 barel per hari (bpd) pasokan minyak mentah tambahan setiap bulan.
“Tidak diragukan lagi, hal ini akan melonggarkan keseimbangan minyak global tetapi pada saat yang sama akan mengurangi kapasitas produksi cadangan OPEC,” kata Varga, dilansir dari Reuters.
Di lain sisi, pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu lalu mengatakan delegasi dari wilayah timur dan barat Libya yang terbagi menyetujui proses penunjukan gubernur bank sentral, sebuah langkah yang dapat membantu menyelesaikan krisis atas kendali pendapatan minyak negara itu yang telah mengganggu ekspor.
Data pengiriman menunjukkan ekspor minyak mentah Libya rata-rata sekitar 400.000 bph pada bulan ini, turun dari lebih dari 1 juta bph pada Agustus lalu.
Namun, berita tentang paket stimulus baru China membatasi kerugian minyak lebih lanjut. Pejabat tinggi pemerintah di China, importir minyak mentah terbesar di dunia, berjanji pada Kamis kemarin untuk menggunakan “pengeluaran fiskal yang diperlukan” untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5%.
Pemerintah China mengakui masalah baru dan meningkatkan ekspektasi pasar untuk stimulus baru di samping langkah-langkah yang diumumkan minggu ini.
https://lankarani.net/
https://push-agency.net/
https://dronetechroofing.com/
https://modernjewishhome.com/
https://pafitanjungbalai.info/
https://pafisibolga.info/
https://pafipadangsidimpuan.info/