Holding BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero) membidik dapat meraih kontrak ekspor vaksin ke luar negeri senilai Rp3 triliun tahun depan. Wakil Direktur Utama Biofarma Soleh Ayubi mengungkapkan saat ini pihaknya sudah meraih kontrak senilai Rp1,4 triliun dari rapat besar perusahaan farmasi global di Sao Paulo, Brazil pada bulan Oktober lalu.
“Kita dipercaya kembali untuk mensupply vaksin jenisnya macam-macam, di antaranya polio, difteri, tetanus, pertusis, itu total sekitar 1,4 triliun [nilai kontrak] untuk tahun 2025 saja. Dan kita akan terus bertambah di sana,” ujar Soleh di Konferensi Pers Perkembangan Bio Farma di Media Centre Kementerian BUMN, Jumat (1/11/2024).
Soleh merincikan, vaksin yang akan dipasok Biofarma jenisnya bermacam-macam. Di antaranya vaksin polio, difteri, tetanus, pertusis.
Untuk itu, Soleh mengatakan pihaknya terus mendorong performanya dan memastikan rantai pasoknya terjamin. Sebab, Biofarma memasok vaksin untuk 153 negara.
“Kalau ada gangguan, misalkan di Pasteur ya, di Bandung, di pabrik kita, itu dampaknya ke 150 negara. Keterlambatan di titik tersebut itu terlambatnya di 150 negara. Bukan sesuatu yang gampang ya, sesuatu yang memang super krusial,” pungkas Soleh.
Ia mengatakan kapasitas produksi pabrik Biofarma di Pasteur, Bandung saat ini sebanyak 3,1 miliar dosis. Soleh mengatakan pihaknya berencana meningkatkan kapasitasnya lagi hingga 5 kali lipat guna mendorong pendapatan. Bahkan, holding BUMN farmasi itu juga berupaya meningkatkannya hingga 10 kali lipat.
Untuk itu, Biofarma tengah menyiapkan tiga opsi lokasi untuk membangun pabrik baru.
“Ada tiga alternatif lokasi sekarang. Tapi untuk operasinya kan harus dikaji dalam AMDALnya, ketersediaan air. Air itu yang di Pasteur, kita butuh 5 juta liter setahun untuk kondisi vaksin. Jadi nanti kita sedang dianalisis ketersediaan air, energi hijau itu juga menjadi kunci ya,” ujar Soleh.