Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan adalah melalui investasi. Namun, berinvestasi bukan tanpa risiko.
Setiap investor dibayangi oleh risiko kegagalan dalam berinvestasi. Masalah ini seringkali disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan investor dalam proses investasi.
Melansir laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya membelanjakan sejumlah uang atau dana pada instrumen tertentu untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Instrumen yang umum digunakan dalam berinvestasi meliputi properti, surat berharga seperti deposito, saham, dan obligasi, serta logam mulia dan perhiasan.
Menurut Anthony Robbins dalam bukunya “Money Master the Game” (2015), sebagian besar investor mengalami kegagalan dalam investasi. Banyak yang tidak memperoleh keuntungan yang seharusnya, dan hal ini seringkali terjadi akibat kurangnya pengetahuan dan informasi yang tepat, serta kurangnya kewaspadaan terhadap investasi ilegal.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, sebaiknya investor bertanya kepada yang lebih berpengalaman dan menerapkan prinsip-prinsip investasi yang baik. Ini termasuk mempersiapkan kondisi keuangan yang sehat, memahami risiko, dan memilih produk pasar modal sesuai kebutuhan.
Setiap investor harus mengenali profil risiko masing-masing dan memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan. Investasi harus disesuaikan dengan rencana keuangan pribadi, karena tidak ada investasi yang cocok untuk semua orang.
Lantas, apa saja kesalahan yang sering dilakukan oleh investor dan perlu dihindari antara lain? Berikut rinciannya dikutip dari laman OJK:
1. Tidak Memiliki Tujuan Investasi yang Jelas
Setiap investasi memerlukan tujuan yang jelas. Investor sebaiknya menentukan apa yang ingin dicapai, seperti mengumpulkan dana pendidikan anak atau mempersiapkan pensiun.
2. Tidak Realistis terhadap Risiko
Risiko investasi berbanding lurus dengan potensi keuntungan. Banyak investor terjebak pada janji keuntungan tinggi tanpa mempertimbangkan risiko yang ada, sehingga penting untuk memverifikasi izin dari lembaga terkait.
3. Tidak Melakukan Analisis yang Jelas
Sebelum berinvestasi, penting untuk melakukan analisis terhadap instrumen yang akan dipilih. Ini termasuk mempertimbangkan kemungkinan keuntungan dan risiko yang mungkin terjadi.
4. Fokus pada Jangka Pendek
Banyak investor pemula hanya mencari keuntungan jangka pendek. Padahal, investasi jangka panjang biasanya memberikan hasil yang lebih baik meskipun memerlukan kesabaran.
5. Tidak Melakukan Diversifikasi Investasi
Menginvestasikan semua dana pada satu instrumen dapat meningkatkan risiko. Diversifikasi aset membantu membagi risiko dan melindungi modal.
6. Tidak Fokus pada Rencana yang Sudah Dibuat
Kurangnya disiplin dalam mengikuti rencana investasi dapat menggagalkan tujuan. Kedisiplinan sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam berinvestasi.
7. Terlalu Cepat Mengambil Keputusan
Investor pemula seringkali membuat keputusan cepat tanpa pertimbangan matang, yang dapat merugikan. Penting untuk melakukan analisis sebelum mengambil langkah.