Luhut Ungkap Potensi Besar Gelaran BIAS 2024 Setelah Vakum 28 Tahun

Foto: Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara upacara penganugerahan tanda kehormatan Republik Indonesia, Istana Negara, (14/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) bakal menggelar Bali International Airshow (BIAS) 2024. Agenda BIAS sendiri direncanakan digelar pada 18-21 September 2024.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pameran dirgantara Indonesia sempat absen selama hampir 28 tahun lalu. Adapun pameran dirgantara terakhir kali digelar pada tahun 1996 di Cengkareng.

“Ini saya kira satu penyelenggaraan yang lumayan, karena pertama kali dilakukan, diperkirakan hadir lebih dari 6.000 visitors dari 100 stakeholders sektor aviasi, dari 35 negara, serta perwakilan-perwakilan pemerintah negara-negara di kawasan ini, beberapa menteri negara sahabat, juga konfirmasi akan hadir pada acara tersebut,” ujar Luhut dalam Konferensi Pers Bali International Airshow (BIAS) 2024, Senin (19/8/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Luhut juga mengapresiasi komitmen Pertamina melalui anak usahanya yakni PT Pertamina Patra Niaga. Sebab tidak hanya berfokus melayani kebutuhan bahan bakar pada bandara besar, Pertamina juga memberikan layanan di 72 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di seluruh Indonesia.

“Jaringan distribusi yang luas, teknologi terkini, dan komitmen kuat terhadap kualitas, serta keberlanjutan, Pertamina siap menjadi pemain utama dalam industri energi nasional dan global,” kata Luhut.

Selain itu, Luhut mengungkapkan bahwa melalui gelaran ini, pemerintah juga akan membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan lain untuk turut berinvestasi di dalam pengembangan proyek DPPU. Terutama untuk investasi di Indonesia timur.

Menurut Luhut, Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia, dengan kondisi geografis ini membuat transportasi udara menjadi salah satu sektor strategis. Hal ini juga akan berkontribusi secara langsung pada peningkatan kreativitas antar daerah, mengakselerasi pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi.

“International Transport Association menyampaikan bahwa Indonesia diproyeksikan akan menjadi pasar penerbangan nomor empat terbesar di dunia pada tahun 2037, dan ini tidak terlalu lama dari sekarang. Dengan jumlah 390 juta penumpang, kita wajib mengembangkan industri penerbangan kita. Kita wajib mendorong potensi besar ini,” kata dia.

Luhut berharap, dengan adanya peningkatan investasi dan ajang kolaborasi dengan para pelaku industri nasional, industri penerbangan dan pertahanan udara Indonesia akan menjadi salah satu pemimpin pada level regional dan global. Terlebih, Indonesia saat ini masih kekurangan 200 armada pesawat.

“Kita kekurangan beberapa ratus pesawat terbang karena permintaan yang begitu meningkat, yaitu selalu siklus bisnis demikian. Apalagi dengan 737 MAX itu belum certified, itu juga berdampak kepada pemesanan pesawat yang antri mungkin sampai 10 tahun dan kita menunjukkan dengan ekonomi Indonesia yang cukup bagus sekarang ini dan peta jalannya, ini saya kira akan menjadi menarik buat orang untuk datang ke Indonesia atau berpartisipasi di Airshow Indonesia,” tambahnya.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*