Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso melepas kontainer ekspor Mayora Group ke-400 ribu, dengan nilai ekspor US$ 1 juta atau setara dengan Rp15,7 miliar, di Cikupa, Tangerang, Banten, Selasa (5/11/2024).
Adapun produk makanan dan minuman yang diekspor Mayora Group hari ini seperti produk kopi kemasan, cokelat, mi instan, biskuit, sampai dengan minuman teh kemasan. Dengan tujuan ekspor 15 negara, diantaranya Palestina, Arab Saudi, Bahrain, UAE, Mesir, Madagaskar, Afrika Selatan, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Bangladesh, Armenia, dan Australia.
“Hari ini saya merasa bahagia, karena diundang bisa hadir pada acara pelepasan ekspor produk makanan yang ke-400 ribu, ke 15 negara,” kata Budi.
Budi menyebut pasar ekspor produk makanan dan minuman Indonesia cukup besar di dunia. Ini terbukti dari pertumbuhan ekspor produk mamin RI pada Januari-Agustus 2024 tumbuh 6,4%, sementara permintaan dunia rata-rata 7,7%.
“Jadi pasar kita sebenarnya cukup besar, dan saya tahu Mayora ini memang luar biasa. Dulu saya di India, saya sering ketemu dengan Mayora,” ucapnya.
Dia pun tak menampik bahwa ada banyak sekali hambatan-hambatan ekspor yang pasti dihadapi oleh para eksportir. Namun, Budi menyebut itu merupakan hal yang biasa, lantaran seluruh negara pasti ingin melindungi industri di dalam negerinya.
“Di Indonesia juga begitu, bagaimana kita melindungi industri kita dengan beberapa instrumen yang tepat, seperti trade remedies. Tapi begini Pak, kalau trade remedies pengenaan bea masuk itu kan sifatnya sementara, jadi ketika kita sedang banyak impor masuk dan industri kita terganggu, kemudian kita kenakan bea masuk tambahan itu sifatnya sementara, sehingga kita bisa bangkit, kalau kita bangkit setelah tadi dikenakan biaya masuk ya kita harus bisa bersaing. Artinya, daya saing itu yang utama sebenarnya untuk peningkatan ekspor,” terang dia.
Menurutnya, jika suatu negara tidak memiliki daya saing, maka produk Tanah Air tidak bisa bersaing dengan produk asing yang mungkin memiliki kualitas yang lebih bagus dan lebih murah. Karenanya, peningkatan daya saing ekspor sangat perlu untuk dilakukan.
Sejalan untuk meningkatkan ekspor nasional, Budi menjelaskan bahwa Indonesia sudah memiliki lebih dari 40 kantor perwakilan perdagangan. Katanya, kantor perwakilan perdagangan itu bisa dimanfaatkan oleh para eksportir nasional untuk melebarkan sayap perdagangannya di kancah global.
“Tugas dari perwakilan dagang adalah sebagai marketing produk Indonesia. Jadi jangan sungkan-sungkan kalau bapak/ibu (eksportir) berhubungan dengan perwakilan kita. Justru dengan adanya perwakilan itu untuk membantu bapak/ibu semua. Pegawai perdagangan tugasnya adalah meningkatkan ekspor kita,” ujar Budi.
“Kalau banyak masalah (perdagangan) di negara lain, nah biasanya kita bareng. Saya soalnya pernah mengalami itu dengan Mayora, waktu itu,” sambungnya.
Lebih lanjut, Budi meminta kepada Mayora untuk melanjutkan kerjasamanya dengan para petani kopi, sebagai pemasok bahan utama produk kopi kemasannya. Dia pun berharap kerjasama yang sudah terjalin baik selama ini terus dilanjutkan, sekaligus menggandeng UMKM sebagai mitra strategis.
“Tadi Pak Andre (Direktur Utama Mayora Group) menjelaskan kerjasama dengan para petani kopi, kemudian mesin pun ngambil dari Sidoarjo ya Pak, jadi tidak impor. Terima kasih Pak, jadi mudah-mudahan kerjasama seperti ini terus dilakukan, termasuk melakukan mitra strategis dengan para UMKM kita. Karena para UMKM kita ini harus bangkit, harus bisa menguasai pasar juga baik dalam negeri dan juga harus bisa ekspor,” ucapnya.
“Nah, mari kita bersama-sama, (mulai dari) pemerintah, swasta, dan masyarakat memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan negara kita, negara maju pada tahun 2045,” tutup Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Mayora Group, Andre Sukendra Atmadja menyampaikan bahwa perusahaannya sudah mengekspor produk mereka ke 103 negara di dunia. Dari ekspor tersebut, katanya, kontribusi ekspor Mayora Group terhadap revenue perusahaan secara total Rp50 triliun, 48-50% nya merupakan kontribusi ekspor.
“Itu menjadikan Mayora ini pengekspor produk dengan merek Indonesia yang terbesar. Memang Mayora ini agak unik dibanding eksportir lainnya, karena kita ini bukan hanya sekedar ekspor produk, kita, tapi kita ekspor produk dengan merek Indonesia. Dan kita ingin membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia itu bukan sekedar tukang jahit. Indonesia juga bisa menciptakan produk-produk mereka sendiri,” ucap Andre dalam kesempatan yang sama.
Andre mengatakan, beberapa dari produk Mayora Group saat ini sudah menjadi pemimpin pasar atau market leader di sejumlah negara.
“Seperti di Filipina, kopi kita sudah market leader, biskuit kita market leader di Thailand, coklat kita market leader di Thailand, dan beberapa produk kopi kita market leader di Lebanon. Ada yang market leader di Rusia. Jadi kita ingin membuktikan kepada dunia bahwa kita ini sanggup loh bersaing dengan kalian. Kita ini bukan sekedar mengekspor produk, bukan sekedar jahit, kita menjadi tukang jahit, tapi kita bisa menciptakan, dan kita bisa menjadi market leader di negara mereka,” ucapnya.
Dia pun berharap visi dan misi perusahaannya dalam menjadi pemimpin pasar di negara-negara tujuan ekspor, bisa mengangkat harkat dan martabat Indonesia di mata dunia.