Peringati 20 tahun tsunami, UIN Ar-Raniry gandeng UTU gelar AIF

Peringati 20 tahun tsunami, UIN Ar-Raniry gandeng UTU gelar AIF

Rektor UIN Ar Raniry bersama Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh (ANTARA/HO-Humas UIN Ar Raniry)

Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh berkolaborasi dengan Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh menggelar Aceh International Forum 2024 (AIF 2024) dalam rangka memperingati 20 tahun bencana tsunami Aceh 2004.

AIF2024 dijadwalkan dilangsungkan di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, pada 23-24 Desember 2024.

“AIF 2024 dirancang sebagai momentum refleksi untuk mengevaluasi perjalanan Aceh selama dua dekade pasca-tsunami, sekaligus menyusun langkah-langkah strategis guna mempercepat kemajuan Aceh dengan tetap memperhatikan dan mengedepankan pembangunan karakter dan identitas kedaerahan,” kata Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman di Banda Aceh, Senin.

Ia menjelaskan dua dekade menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi progres yang telah dicapai dan menyusun strategi untuk 20 tahun ke depan.

“AIF 2024 akan menjadi ajang berbagi pengalaman, pemikiran, dan gagasan dari para tokoh kebencanaan dan perdamaian Aceh agar semangat kolaborasi terus diwariskan kepada generasi muda,” kata Prof Mujiburrahman.

Mujiburrahman menambahkan bahwa forum ini akan mengundang tokoh-tokoh kebencanaan dan perdamaian Aceh yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran demi kemajuan Aceh, khususnya dalam periode pasca-musibah Tsunami.

“Tokoh-tokoh ini nantinya akan berbicara perihal pengalaman, pemikiran, dan gagasan-gagasan kemajuannya kepada generasi yang lebih muda sehingga spirit kolaborasi dalam membangun dapat terus hidup hingga generasi-generasi yang akan datang,” katanya.

Rektor UTU Meulaboh Prof Dr Ishak Hasan menambahkan AIF 2024 tidak hanya menjadi peringatan, tetapi juga wahana untuk memperkuat solidaritas dan membangun visi masa depan Aceh yang lebih baik.

“Meulaboh adalah salah satu daerah yang sangat terdampak tsunami, lewat AIF 2024, kami ingin mengingatkan pentingnya kolaborasi dalam membangun Aceh, baik dari aspek kemanusiaan, pendidikan, maupun ekonomi. Ini adalah momen bagi kita untuk merancang langkah-langkah strategis yang melibatkan semua pihak,” kata Prof Ishak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*