Siap Menanti BI Rate, Rupiah Perkasa Lawan Dolar AS!

Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Pergerakan pasar keuangan RI pada hari ini, Rabu (21/8/2024) bakal lebih banyak dipengaruhi pengumuman hasil suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate.

Melansir data Refinitiv, rupiah kembali menunjukkan tajinya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan kemarin, Selasa (20/8/2024) dengan menguat 0,74% ke angka Rp15.430/US$.

Apresiasi rupiah ini telah terjadi selama tiga hari beruntun yakni sejak 16 Agustus 2024 dan membawa mata uang Garuda terbang ke level terkuat sejak awal tahun.

Penguatan rupiah ini tak lepas dari ekspektasi pelaku pasar perihal bank sentral AS (The Fed) yang memberikan sinyal untuk memangkas suku bunga pada September. Hal ini berujung pada indeks dolar AS (DXY) yang ambruk dan tekanan terhadap rupiah menjadi minim.

Selain itu, minat asing ke pasar keuangan domestik juga semakin besar yang tercermin dari surat utang pemerintah yang dibanjiri permintaan oleh investor asing dengan incoming bids atau penawaran lelang Surat Utang Negara (SUN) per 20 Agustus 2024 yang mencapai Rp104,07 triliun.

“Lelang kali ini bagus loh, income nya Rp 104,07 triliun,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) Suminto di kawasan Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (20/8/2024).

Penguatan rupiah juga terdorong aliran dana ke pasar ekuitas yang ikut sumringah, tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali cetak rekor ke atas 7.500, diikuti net buy asing mencapai Rp1,80 triliun dalam sehari di pasar regional.

Beralih ke sentimen pasar, mata uang Garuda hari ini akan sangat dipengaruhi kebijakan Bank Indonesia (BI) terkini, terutama terkait suku bunga.

BI diketahui akan mengumumkan kebijakan suku bunga pada hari ini, Rabu (21/8/2024) setelah menggelar rapat sejak Selasa (20/8 2024). Salah satu yang menjadi perhatian yakni suku bunga (BI rate) yang diproyeksikan pasar masih akan ditahan di level saat ini meski sudah mulai ada suara untuk BI memangkas suku bunganya.

Publik dan investor juga menunggu proyeksi kebijakan BI ke depan, terutama setelah The Fed mengisyaratkan pemangkasan suku bunga pada September 2024. Menarik ditunggu apa BI juga akan memberi kode atau sinyal soal kapan pemangkasan suku bunga dimulai.

BI rate terakhir kali dinaikkan pada April 2024 dan ditahan pada pertemuan Mei hingga Juli di level 6,25%.

Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 13 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di level 6,25%.

Sementara terdapat satu institusi yang memperkirakan BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 (basis poin/bps) kali ini.Sebelumnya, pada RDG BI Juli lalu,

BI mempertahankan suku bunganya di level 6,25% yang secara konsisten sesuai dengan kebijakan moneter yang pro-stability sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu harian, pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS terpantau masih dalam tren penguatan yang kokoh.

JIka penguatan berlanjut, potensi support terdekat yang bisa diuji di angka Rp15.390/US$ yang merupakan low candle intraday pada 27 Desember 2024. Sementara itu, untuk resistance yang perlu diantisipasi jika ada potensi pembalikan arah bisa diperhatikan posisi Rp15.565/US$ yang ditarik dari garis lurus berdasarkan low candle 14 Februari 2024.

Pergerakan rupiah melawan dolar AS

togel2win

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*